{"id":95,"date":"2006-12-12T23:40:55","date_gmt":"2006-12-12T23:40:55","guid":{"rendered":"https:\/\/www.dremi.info\/?p=8"},"modified":"2006-12-12T23:40:55","modified_gmt":"2006-12-12T23:40:55","slug":"konsep-dasar-dalam-design-web","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.dremi.info\/articles\/konsep-dasar-dalam-design-web.html","title":{"rendered":"Konsep Dasar Dalam Design Web"},"content":{"rendered":"

\"\"Konsep Dasar Dalam Design Web sangat perlu untuk dipelajari. Mengingat tidak seorang designer pun yang tidak memiliki konsep saat membuat karya-karya designnya. Terlebih lagi untuk dalam bidang design web, yang pada dasarnya memiliki seluk beluk keilmuan yang cukup luas. Seperti tata letak, pewarnaan, dan efek yang ditimbulkan setelah design selesai. Berikut ini adalah artikel yang membahas konsep dasar dalam mendesign web.<\/p>\n

 <\/div>\n

Kosep Dasar Dalam Design<\/span> Web<\/span><\/strong>
\n<\/span><\/p>\n

A. Konsep Keseimbangan<\/p>\n

Sebuah objek yang tidak seimbang, tentulah tidak enak dipandang, apalagi sampai menggunakannya setiap hari. Seolah \u2013 olah seperti ada yang ganjil dalam objek tersebut. Secara umum dapat didefinisikan, keseimbangan adalah hasil susunan satu atau lebih elemen dari design<\/em> yang sama antara yang satu dengan lainnya. Suatu objek dialam mempunyai keseimbangan yang terstruktur, misalkan bentuk simetri pada bunga dan garis pada kulit rumah siput.
\nAda dua jenis keseimbangan, yakni:<\/p>\n

1. Keseimbangan Simetris (Formal)<\/span><\/span><\/p>\n

Keseimbangan yang meiliki elemen \u2013 elemen dengan bobot yang sama pada dua sisi dari garis vertikal imajiner pada halaman, hal ini memberikan kesan kestabilan dan ketetapan. Keseimbangan simetris menghasilkan design<\/em> yang formal. Cocok diterapkan pada aplikasi perkantoran, iklan yang menekankan pada mutu dan kualitas. Karena keseimbangan ini memberikan efek psikologis pada kepercayaan, kemudahan dalam membaca dan pengoperasiannya.
\nBerikut gambaran bagaimana konsep dasar keseimbangan simetris<\/p>\n\n\n\n\n\n
\"Text<\/td>\n<\/tr>\n
ISI DAN LAINNYA<\/strong>
\n(MENU UTAMA \/ TAMBAHAN, INFORMASI)<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n
\"Text<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n

<\/strong>Gambar: Keseimbangan simetris.<\/em><\/strong><\/p>\n

2. Keseimbangan Asimetris (Nonformal)<\/span><\/span><\/p>\n

Jika sedang membandingkan diantara dua sisi design<\/em>, akan terlihat berbeda di setiap sisi, itulah asimetris. Keuntungannya adalah design<\/em>nya menjadi lebih dinamis untuk memakai ruang yang masih kosong. Kebanyakan dijumpai pada ketidaksamaan dalam posisi dan intensitanya. Untuk membuat sesuatu seimbang dalam konsep asimetris yaitu dengan menambahkan intensitas untuk mengimbangi perubahan posisi. Penambahan intensitas dapat dilakukan dengan mengubah ukuran, warna dan objek. Meskipun keseimbangan asimetris terlihat lebih bagus dan menarik, tapi biasanya terdapat kesulitan dalam penggunaannya, karena seorang designer<\/em> harus merancang taat letak dengan sangat hati \u2013 hati untuk memastikan bahwa design<\/em>nya benar \u2013 benar terlihat seimbang.<\/p>\n

B. Konsep Pewarnaan<\/p>\n

Warna pada tampilan sebuah halaman aplikasi, harus tetap menarik karena berhubungan dengan tema aplikasi, dan efek psikologis juga.
\nBerikut list aspek psikologis warna:
\nTabel 2.1 Aspek psikologis warna.<\/em><\/strong><\/p>\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n
WARNA<\/strong><\/td>\nMAKNA POSITIF<\/strong><\/td>\nMAKNA NEGATIF<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n
Merah<\/td>\nKekuatan, energi, tenaga, hasrat, cinta, dengan sedikit sentuhan warna merah memberikan efek semangat<\/td>\nBahaya, kekejaman, api darah, terlalu banyak warna merah berarti terlalu agresif<\/td>\n<\/tr>\n
Merah Muda<\/td>\nKewanitaan (feminim) dan masih remaja<\/td>\nNaif, kelemahan, kekurangan<\/td>\n<\/tr>\n
Orange<\/em><\/td>\nKehangatan, ceria, semangat, keseimbangan, menimbulkan getaran, saat ini merupakan warna yang paling sering dugunakan<\/td>\nMeminta dan mencari perhatian<\/td>\n<\/tr>\n
Kuning<\/td>\nSinar matahari, emas, kekayaan, keberuntungan, kehidupan<\/td>\nTidak jujur, pengecut, cemburu, iri hati, penghianatan, penipuan, kebohongan, resiko, sakit.<\/td>\n<\/tr>\n
Hijau<\/td>\nAlam, lingkungan hidup, pertumbuhan, stabil, santai, kesuburan, harapan<\/td>\nKecemburuan, nasib buruk, iri hari dan dengki<\/td>\n<\/tr>\n
Biru<\/td>\nKepercayaan, kesetiaan, kedamaian, harmonis, kebersihan, percaya diri.<\/td>\nKesedihan, kedinginan, depresi, penurunan vitalitas.<\/td>\n<\/tr>\n
Ungu<\/td>\nKebangsawanan, spiritual<\/td>\nKesombongan, duka cita<\/td>\n<\/tr>\n
Coklat<\/td>\nTanah, bumi, netral<\/td>\nTumpul, kotor, membosankan<\/td>\n<\/tr>\n
Abu \u2013 abu<\/td>\nModern, cerdas, bersih, kokoh, masa depan, intelektual<\/td>\nUmur tua, kesedihan, bosan<\/td>\n<\/tr>\n
Putih<\/td>\nKesucian, kebersihan, kemurnian, kesederhanaan, damai, kebaikan, disiplin, perawan, perkawinan, musim dingin, musim salju.<\/td>\nKematian (budaya timur), dingin, mandul, steril, klinik, hampa<\/td>\n<\/tr>\n
Hitam<\/td>\nKekuatan, keanggunan, kemewahan, misteri, kecanggihan, kemakmuran, kepuasan, pengalaman, keras, kokoh, sangat kuat.<\/td>\nKematian (budaya barat), takut, setan, kesedihan, duka cita, marah, anonim, penyesalan<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n

Sedangakan jenis warna dapat dijelaskan sebagai berikut:
\n1. Warna Primer
\nWarna ini berdiri sendiri, tidak bisa dicampurkan dengan warna lain. Terdiri atas merah, kuning dan biru.
\n2. Warna Sekunder
\nWarna ini dibuat dengan mengkombinasikan dua warna primer. Warna sekunder terdiri atas orange<\/em>, hijau dan ungu. Warna ini terletak diantara warna primer.
\n3. Warna Tersier
\nMerupakan jenis warna menengahwarna ini dibuat dengan mengkombinasikan warna primer dengan perbatasan warna sekunder. Terdiri atas kuning \u2013 hijau, kuning \u2013 orange<\/em>, merah \u2013 orange<\/em>, merah \u2013 ungu, biru \u2013 ungu dan biru \u2013 hijau. Warna ini terletak diantara warna primer dan sekunder yang digunakan.
\nKeserasian perancangan tampilan anatar muka aplikasi dapat didefinisikan sebagai bagin dari susunan yang menyenangkan, bisa berwujud musik, puisi atau warna. Juga bisa memanjakan mata bagi user yang menggunakan.
\nMetode pemilihan warna:<\/p>\n

1. Metode Warna Beruntun<\/p>\n

Terdiri atas tiga susunan warna yang letaknya saling bersebelahan dan biasanya ada satu warna yang menonjol (dominan). Metode ini menghasilkan warna lembut yang serasi, misalnya kuning, kuning \u2013 orange<\/em> dan kuning atau orange<\/em>, kuning \u2013 hijau dan hijau.
\n\"\"
\n <\/strong>Gambar:<\/strong> Contoh penggunaan dari metode warna beruntun.<\/strong><\/p>\n

2. Metode Warna Berlawanan<\/p>\n

Terdiri atas dua susunan warna yang letaknya saling bersebrangan contohnya biru dan orange<\/em>. Metode ini menghasilkan nuansa yang lebih hidup (kontas tinggi).
\n\"\"
\n <\/strong>Gambar:<\/strong> Contoh penggunaan dari metode warna berlawanan.<\/strong><\/p>\n

3. Metode Warna Segi Tiga<\/p>\n

Sesuai dengan namanya, terdiri atas tiga warna yang letaknya ditentukan dengan bentuk segi tiga. Metode ini menghasilkan warna serasi, misalkan biru, merah, kuning.
\n\"\"
\n <\/strong>Gambar:<\/strong> Contoh penggunaan dari metode warna segi tiga.<\/strong>
\n( Oleh: Hairul Azami , ditulis saat menantikan beresnya proyek – proyek yang lagi numpuk )<\/p>\n

Share on Facebook<\/a><\/p>","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Konsep Dasar Dalam Design Web sangat perlu untuk dipelajari. Mengingat tidak seorang designer pun yang tidak memiliki konsep saat membuat karya-karya designnya. Terlebih lagi untuk dalam bidang design web, yang pada dasarnya memiliki seluk beluk keilmuan yang cukup luas. Seperti tata letak, pewarnaan, dan efek yang ditimbulkan setelah design selesai. Berikut ini adalah artikel yang […]<\/p>\n

Share on Facebook<\/a><\/p>","protected":false},"author":1,"featured_media":0,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[4],"tags":[287,295],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.dremi.info\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/95"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.dremi.info\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.dremi.info\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.dremi.info\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.dremi.info\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=95"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.dremi.info\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/95\/revisions"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.dremi.info\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=95"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.dremi.info\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=95"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.dremi.info\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=95"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}